D3 D4 Adalah

D3 D4 Adalah

Antara Diploma dan Sarjana: Mengenal Jenjang Pendidikan D3, D4, dan S1

Sebelum membahas perbedaan D3, D4, dan S1 dalam konteks jenjang pendidikan tinggi, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu diploma dan sarjana, karena keduanya berbeda.

Pendidikan diploma berfokus pada penguasaan keahlian terapan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Pendidikan diploma mencakup program D3 (diploma 3) dan D4 (diploma 4 atau sarjana terapan). Pendidikan diploma biasanya diselenggarakan oleh politeknik atau universitas yang memiliki program vokasi.

Sedangkan, pendidikan sarjana diarahkan pada penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni. Pendidikan sarjana mencakup program S1 (sarjana) yang biasanya diselenggarakan oleh universitas atau institut. Pendidikan sarjana juga merupakan prasyarat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi seperti magister (S2) atau doktor (S3).

Perbedaan D3, D4, dan S1

Setelah mengetahui apa itu diploma dan sarjana, mari kita bahas apa saja perbedaan D3, D4, dan S1. Perbedaan-perbedaan ini meliputi beberapa hal, yaitu durasi kuliah, gelar, kurikulum, peluang lanjut studi, dan prospek kerja. Mari kita bahas satu per satu.

Perbedaan D3, D4, dan S1 yang utama terletak pada durasi kuliah. Program D3 memakan waktu 3 tahun atau 6 semester dengan total SKS sekitar 110-120, sementara program D4 dan S1 memiliki durasi kuliah selama 4 tahun atau 8 semester dengan jumlah SKS sekitar 140-160.

Dengan demikian, mahasiswa dapat memilih program yang sesuai dengan tujuan dan ketersediaan waktu mereka, dengan D3 menawarkan durasi yang lebih singkat, sementara D4 dan S1 memberikan waktu yang lebih luas untuk eksplorasi dalam studi mereka.

Program D3, D4, dan S1 juga memiliki perbedaan dalam gelar akademik yang diperoleh setelah menyelesaikan studi. Lulusan program D3 akan memperoleh gelar A.Md (Ahli Madya) dengan penambahan singkatan bidang studi yang mereka pilih, seperti A.Md.Kom (Ahli Madya Komputer) atau A.Md.Par (Ahli Madya Pariwisata).

Di sisi lain, lulusan program D4 akan mendapatkan gelar S.Tr (Sarjana Terapan) juga dengan penambahan singkatan bidang studi. Beberapa contohnya adalah S.Tr.TI untuk Sarjana Terapan Teknik Informatika atau S.Tr.Ak untuk Sarjana Terapan Akuntansi. Terakhir, program S1 memberikan gelar S, yang diikuti oleh singkatan bidang studi yang diambil, contohnya S.Psi (Sarjana Psikologi) atau S.Hut (Sarjana Kehutanan). Dengan demikian, gelar akademik yang diperoleh dari masing-masing program mencerminkan tingkat pendidikan dan spesialisasi yang berbeda.

Perbedaan yang cukup signifikan selanjutnya adalah dari kurikulum dan sistem pembelajaran yang diterapkan. Program D3 dan D4 lebih menekankan praktik ketimbang teori. Selain itu, mahasiswa program D3 dan D4 memiliki kesempatan untuk melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) atau magang di berbagai instansi atau perusahaan yang relevan dengan bidang studi mereka. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan lulusan program D3 dan D4 yang siap kerja, dengan keterampilan profesional yang dibutuhkan oleh industri.

Sedangkan, program S1 menawarkan pendekatan yang menitikberatkan teori daripada praktik. Selain itu, mahasiswa program S1 diharapkan untuk melakukan penelitian ilmiah atau skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan. Tujuan utama dari program S1 adalah untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pemahaman mendalam tentang ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni yang mereka pelajari, tetapi juga kemampuan untuk melakukan penelitian dan kontribusi ilmiah dalam bidang studi mereka.

Faktor lain yang memengaruhi pilihan jenjang pendidikan tinggi adalah peluang untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Lulusan program D3 memiliki opsi untuk melanjutkan studi ke program D4 atau S1. Hal ini dapat diwujudkan dengan memenuhi persyaratan akademik dan administratif yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi yang menjadi tujuan. Sebagai nilai tambah, lulusan program D3 juga dapat memanfaatkan pengakuan atau kredit sebagian dari mata kuliah yang telah mereka selesaikan dalam program D3, yang bisa berarti penghematan waktu dan biaya kuliah.

Lulusan program D4, sebaliknya, dapat memilih untuk melanjutkan studi ke tingkat S2 (magister) dengan mematuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi yang mereka inginkan. Seperti halnya lulusan D3, lulusan D4 juga memiliki kesempatan untuk memperoleh pengakuan atau kredit sebagian dari mata kuliah yang telah mereka tempuh, yang dapat membantu dalam mengurangi waktu dan biaya kuliah. Sementara itu, lulusan program S1 memiliki fleksibilitas yang lebih besar karena mereka bisa melanjutkan studi ke tingkat S2 (magister) atau bahkan S3 (doktor) dengan memenuhi syarat akademik dan administratif yang ditetapkan oleh perguruan tinggi pilihan mereka. Lulusan S1 juga dapat mencari beasiswa atau dukungan keuangan dari berbagai sumber yang akan mendukung kelanjutan studi mereka di jenjang yang lebih tinggi.

Saat Anda mempertimbangkan pilihan jenjang pendidikan tinggi, aspek penting lainnya adalah prospek pekerjaan dan peluang karir setelah lulus. Lulusan program D3 dan D4 dapat mengantisipasi prospek pekerjaan yang menguntungkan di berbagai sektor industri, terutama yang terkait dengan bidang keahlian mereka. Mereka memiliki keunggulan dalam hal keterampilan praktis, pengalaman kerja, dan sertifikasi kompetensi yang meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja.

Di sisi lain, lulusan program S1 menikmati beragam peluang pekerjaan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni, tergantung pada minat dan bakat mereka. Mereka menonjol dalam hal pengetahuan teoritis, kemampuan analitis, dan kreativitas yang membuka pintu kepada beragam pilihan karir yang menantang.

Dari pembahasan di atas, kita memahami bahwa program D3, D4, dan S1 di pendidikan tinggi Indonesia memiliki perbedaan signifikan dalam hal durasi kuliah, gelar yang diperoleh, kurikulum, peluang lanjut studi, dan prospek karir. Setiap jenjang ini memiliki kelebihan dan tantangan unik, dan pilihan tergantung pada tujuan, minat, dan situasi individu.

Semoga penjelasan ini membantu Anda dalam memilih jenjang pendidikan tinggi yang sesuai dengan tujuan dan harapan Anda. Selamat meraih sukses di jenjang pendidikan lanjutan Anda!

Memilih program studi yang tepat merupakan langkah penting dalam meniti karir dan masa depan. Di Indonesia, terdapat dua jenjang pendidikan tinggi yang populer: Diploma (D3) dan Sarjana Terapan (D4). Masing-masing jenjang memiliki tujuan, fokus, dan prospek karir yang berbeda.

Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara D3 dan Sarjana Terapan (D4):

1. Durasi Perkuliahan:

2. Gelar yang Diperoleh:

D3 cocok untuk Anda yang ingin cepat mendapatkan pekerjaan dan memiliki keterampilan teknis yang mumpuni. Sarjana Terapan (D4) cocok untuk Anda yang ingin memperdalam ilmu di bidang studi yang diminati dan memiliki peluang karir yang lebih luas.

Politeknik Hasnur, sebagai salah satu perguruan tinggi technopreneur terbaik di Kalimantan, menawarkan berbagai program studi D3 dan Sarjana Terapan (D4) berkualitas. Kunjungi website kami di https://www.polihasnur.ac.id/ untuk informasi lebih lanjut tentang program studi yang tersedia.

You cannot print contents of this website.

Lokernas.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) adala Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang jasa angkutan perkeretaapian dan bisnis penunjang lainnya. Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak perusahaan/grup usaha yakni KAI Services (2003), KAI Bandara (2006), KAI Commuter (2008), KAI Wisata (2009), KAI Logistik (2009), KAI Properti (2009), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).

Visi : Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia.

Dikutip dari https://e-recruitment.kai.id/ diinformasikan saat ini membuka kesempatan kepada putra dan putri terbaik Bangsa Indonesia untuk bergabung dan berkarir di PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam rangka pemenuhan kebutuhan pekerja formasi Kondektur, Polsuska, Operasional dan Pemeliharaan Sarana Prasarana, dengan kriteria dan persyaratan sebagai berikut:

KETENTUAN KHUSUS PELAMAR:

PERSYARATAN LAMARAN :

Pendaftaran :23 s.d 25 Juni 2024

Di Indonesia kita mengenal jenjang pendidikan perguruan tinggi mulai dari diploma hingga sarjana. Mungkin masih ada nih di antara kamu yang sedang galau atau bingung antara memilih pendidikan diploma dan sarjana.

Sebenarnya apa sih diploma itu?

Nah, pendidikan diploma itu sebenarnya adalah pendidikan tinggi yang fokus pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Ada beberapa jenis diploma, mulai dari Diploma Satu (D1) sampai Diploma Empat (D4). Yuk, kita bahas lebih lanjut perbedaan antara program diploma ini!

Kalian familiar kan sama gelar A.Md?

So, Lulusan dari jenjang D3 akan mendapatkan gelar A.Md atau Ahli Madya. Saat ini, sudah banyak universitas yang membuka program pendidikan yang satu ini. Jadi, jangan heran kalau program pendidikan ini punya banyak peminat, sebab para lulusannya bisa langsung terjun ke dunia kerja.

Baca Juga: Tak Kalah dengan Sarjana, Ini Keunggulan Kuliah Pendidikan Vokasi

Universitas Serang Raya juga punya program pendidikan vokasi, lho! Dengan berbagai Jurusan, mahasiswa punya fleksibilitas untuk memilih program yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan karier mereka. Pendidikan vokasi sangat penting dalam mendukung industri dan ekonomi dengan menyediakan tenaga kerja yang terampil dan siap kerja.

Gimana, sudah lebih paham kan tentang jenjang pendidikan diploma? Siap-siap deh pilih yang paling cocok buat kamu dan jangan lupa pilih Unsera! (H)

Perbedaan D3 vs D4. Sumber Gambar: UMN

Hai, calon mahasiswa baru! Sudahkah kamu menentukan pilihanmu kira-kira mau melanjutkan kuliah kemana? Kegalauan calon mahasiswa baru pastinya akan semakin terasa apabila mereka sudah mulai dibingungkan untuk menentukan ambil jenjang apa dan jurusannya apa.

Di Indonesia sendiri, setelah mereka lulus SMA maka pendidikan tinggi dibagi menjadi tiga jenjang yaitu D3, D4, dan S1. Mungkin sebagian calon mahasiswa berpikir bahwa pendidikan S1 justru lebih bergengsi dan terbilang menjanjikan dibandingkan dengan pendidikan D3 maupun D4. Tapi bukan berarti pendidikan D3 maupun D4 ini tidak lebih bagus daripada S1. Padahal sebenarnya, belum tentu demikian.

Stereotipe masyarakat menganggap bahwa pendidikan D3 maupun D4 dinilai sebagai “buangan” dari calon mahasiswa yang tidak berhasil masuk seleksi penerimaan jenjang S1. Sedangkan mahasiswa S1 adalah mahasiswa unggulan. Anggapan di masyarakat seperti ini juga dipicu akibat penerimaan dan penafsiran orang bahwa informasi jenjang S1 lebih banyak sedangkan informasi soal pendidikan D3 dan D4 justru terbatas.

Memilih mau kemana akan kuliah baik S1 maupun D3 dan D4 adalah satu persyaratan wajib yang diketahui oleh calon mahasiswa baru. Keduanya bisa jadi baik kalau kamu paham akan seluk-beluknya, tetapi bisa jadi buruk kalau tidak memahami apa yang sebenarnya kamu butuhkan.

Dalam jenjang akademik, pendidikan D3 maupun D4 masuk dalam pendidikan vokasi. Keduanya sepintas memiliki kesamaan karena sama-sama diploma. Tapi tahukah kamu kalau dua jenjang ini punya perbedaan satu sama lain dari segi muatan materi dan profil lulusannya. Nah, kebetulan UMN akan berikan informasinya untuk kamu soal apa sih perbedaan D3 dan D4. Simak terus ya!

Sebelum kita masuk ke perbedaan soal pendidikan D3 dan D4, kita akan bahas sedikit tentang jenjang pendidikan D3 maupun D4. Pada dasarnya, mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan tinggi di Indonesia digolongkan atas tiga jenis antara lain:

Dari tiga golongan tersebut, pendidikan D3 dan D4 ini masuk ke dalam pendidikan vokasi yang mana lebih memfokuskan calon lulusannya untuk siap kerja dalam bidang keahlian tertentu. Sebagian besar perguruan tinggi jarang ada yang membuka program studi untuk jenjang D1 maupun D2. Namun, untuk jenjang D3 dan D4 tentu saja ada.

Baca Juga: UKM Kampus UMN

Diploma 3 atau disingkat D3 merupakan jenjang pendidikan yang memiliki durasi kuliah selama 3 tahun atau 6 semester. Adapun mahasiswa jenjang D3 paling tidak harus lulus dengan jumlah SKS yang ditempuh sebanyak 112 SKS. Syarat kelulusan mahasiswa jenjang D3 adalah membuat tugas akhir sesuai bidang keahlian yang diambil.

Tidak jauh berbeda dengan jenjang diploma lainnya, mereka juga harus menyelesaikan praktek kerja lapangan dan laporan karya ilmiah. Mata kuliah yang didapatkan saat kuliah akan lebih banyak praktek daripada teori. Sebab D3 lebih mengutamakan skill atau kemampuan mahasiswa. Lulusan dari program studi jenjang D3 akan memiliki gelar A.Md atau Ahli Madya.

Berbeda dengan Diploma 3 atau D3, ada pula yang disebut dengan D4 (Diploma Empat). D4 seringkali disandingkan dengan jenjang S1 yakni sama-sama 4 tahun masa studi. Hanya saja, D4 dengan S1 memiliki perbedaan dalam gelar yang didapatkan. D4 memiliki gelar Sarjana Terapan atau yang biasa disingkat S.Tr. Sedangkan Sarjana mendapatkan gelar S. (gelar belakangnya disesuaikan dengan jurusan masing-masing).

D4 memiliki waktu kuliah selama 4 tahun atau 8 semester (jumlah SKS yang ditempuh 144 SKS) serupa dengan S1. Jika D3, materi praktik memiliki proporsi lebih besar dibandingkan teori maka untuk jenjang D4 materi teori lebih besar bobotnya. Meskipun memang sepanjang proses studinya juga dibekali dengan materi praktik atau ilmu terapan. Syarat kelulusan D4 sama halnya dengan program diploma lainnya, dimana mereka harus menyelesaikan kerja praktek dan membuat laporan karya ilmiah.

Perbedaan antara D3 dan D4

Setelah paham garis besar dan definisi dari masing-masing program diploma baik D3 maupun D4, selanjutnya kita bahas lebih dalam perbedaan antara D3 dan D4.

Lulusan D3 dan D4 sebenarnya bisa dimasuki oleh siapapun yang ingin berkarir dalam bidang apapun. Tentu saja bidang yang dimaksud disini adalah bidang keahlian yang diambil semasa studi di program diploma. Namun, perlu diingat bahwa keluaran dari lulusan D3 yaitu menjadi seorang job maker yang visinya adalah membuka lapangan kerja sendiri. Kenapa? Program D3 lebih menekankan pada aspek practical bukan aspek theoretical. Itulah sebabnya, lulusan D3 ini benar-benar mengaplikasikan langsung sehingga sudah siap untuk bekerja.

Sedangkan D4, sebenarnya hampir sama dengan D3 yang  lebih menekankan pada aspek practical daripada aspek theoretical. Namun teori yang diajarkan pada jenjang D4 tidaklah se-advance seperti pada program S1. Program D4 lebih ditekankan pada pemahaman konsep dasar dan perhitungan dengan rumus sederhana. Nantinya mahasiswa D4 akan menjalani satu sesi yang disebut dengan Workshop, dimana mahasiswa dituntut untuk merancang dan merealisasikan project dengan bimbingan dosen maupun asisten lab.

Adapun gelar yang didapatkan oleh jenjang D3 adalah Ahli Madya (A.Md). Sedangkan untuk program D4 akan menerima gelar Sarjana Terapan (S.Tr). Misalnya lulusan D4 Teknik maka gelar yang diterima menjadi S.Tr.T (Sarjana Terapan Teknik.

Untuk durasi masa studi keduanya memiliki perbedaan. Program D3 memiliki durasi studi 3 tahun atau 6 semester (setara dengan 112 SKS). Kemudian untuk program D4 memiliki masa studi 4 tahun atau 8 semester (setara dengan 144 SKS).

Dari segi bobot materi perkuliahan, D4 dan D3 memiliki perbedaan. D3 memiliki bobot 70 persen praktik dan 30 persen teori. Adapun pada jenjang D3 lebih fokus pada keterampilan yang dipilih sesuai bidang keahlian. Sementara D4 juga memiliki bobot 70 persen praktik dan 30 persen teori namun teori yang diberikan lebih aplikatif dan bersifat penerapan bukan praktik saja. Dari dua program tersebut, D4 lebih lama durasi studinya karena materi yang dipelajari semakin mendetail dan lengkap.

Tenaga pengajar pada jenjang D3 berasal dari praktisi yang bekerja aktif di bidang yang diajarkan. Misalnya, mereka juga wartawan aktif di sebuah media ternama, sambil mengajar di jurusan broadcasting. Begitu pula dengan tenaga pengajar yang ada di jenjang D4. Sedangkan S1 biasanya berasal dari akademisi yang aktif melakukan riset penelitian dan menerbitkan berbagai jurnal.

Untuk prospek kerja apapun jenjang pendidikannya sebenarnya tidak ada yang dispesialkan dan berpeluang mendapatkan prospek yang relatif sama. Masing-masing jenjang pendidikan baik D3, D4 ataupun S1 memiliki porsi dan posisi tersendiri di perusahaan tergantung dari bidang yang dipelajari selama kuliah. Namun yang terpenting untuk kalian saat kuliah adalah bisa fokus untuk meningkatkan kualitas diri dari segi akademik maupun akademik serta meningkatkan kemampuan komunikasi agar memiliki relasi yang luas

Baca juga: Kegiatan Non-Akademik Bermanfaat Untuk Mahasiswa Berkuliah

Nah, itulah tadi sedikit gambaran tentang perbedaan jenjang D3 dan D4. Apapun program dan jenjang pendidikannya semua memiliki kesempatan yang sama dan tidak ada yang diistimewakan. Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila kamu ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi maka kamu sudah tidak bingung-bingung lagi soal perbedaan antara D3 dan juga D4.

By Reyvan Maulid | UMN News Service

Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika | Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id

Jakarta, Ditjen Diksi – Sumber daya manusia yang kompeten akan semakin banyak dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI) pada masa kini hingga mendatang. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud terus berupaya melakukan berbagai macam terobosan baru melalui berbagai program dan kebijakan, utamanya bagi satuan pendidikan vokasi Tanah Air.

Salah satunya adalah program upgrading D3 menjadi sarjana terapan atau D4 yang turut disosialisasikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto pada gelaran konferensi pers di Gedung Ditjen Pendidikan Vokasi  Kemendikbud, Jakarta (15/12). Hal ini guna menjawab kebutuhan DUDI dalam menyediakan SDM kompeten melalui pendidikan vokasi, khususnya perguruan tinggi vokasi.

Meskipun program upgrading D3 menjadi D4 merupakan salah satu program yang diyakini akan menyediakan banyak lulusan kompeten, tapi Wikan menegaskan bahwa program ini bersifat opsional, bukan kewajiban. Menurutnya, upgrading dari D3 menjadi D4 adalah salah satu regulasi yang win-win, yakni semua dimenangkan, baik pihak industri, lulusan perguruan tinggi, dan kampus. Misalnya industri, akan mendapatkan banyak SDM yang kompeten karena turut dilibatkan pada proses upgrade ini.

“Jadi, D3 naik ke D4 itu harus upgrade bersama industri dengan menerapkan paket lengkap. Tetapi, industri yang dimaksud adalah industri yang memang benar-benar relevan dengan program studi atau prodinya, serta mau berkomitmen untuk menyerap lulusannya,” tutur Wikan.

Sedangkan win untuk para lulusan perguruan tinggi akan menjadi lebih kompeten dan sesuai kebutuhan industri. Sehingga, mereka akan mendapat penghargaan serta karir yang lebik baik karena lulusan D4 sudah setara dengan S1. “Jadi, nanti yang menjadi teknisi atau operator terampil itu lulusan D2. Adapun lulusan D3 yang naik menjadi D4 akan memiliki capaian pembelajaran atau kompetensi sebagai calon supervisor lapangan, manajer lapangan, product designer untuk produk-produk aplikatif, dan bisa juga sebagai enterpreneur,” terang Wikan.

Soft Skill, Karakter, dan Leadership

Wikan menjelaskan, upgrade D3 menjadi D4 bukan dilakukan layaknya “sulap”, melainkan harus membuat kurikulum dan capaian kompetensi yang baru. Karenanya, perguruan tinggi vokasi diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat yang sudah ditetapkan. Adapun syarat yang paling utama, yaitu materi penguatan soft skill, karakter, serta leadership.

“Hard skill itu sudah jelas penting dalam pendidikan vokasi, tapi soft skill dan karakter serta leadership itu adalah on top. Ketika kurikulum D3 menjadi sarjana terapan, peningkatan soft skill dan karakternya itu dominan. Maka, akan memungkinkan terlahirnya banyak enterpreneur juga,” jelas Wikan.

Sedangkan persyaratan lainnya, yaitu prodi merupakan program D3 terakreditasi dengan peringkat B atau Baik Sekali, serta terdapat kebutuhan DUDI. Perguran tinggi vokasi juga harus memenuhi persyaratan yang diminta, yaitu menyiapkan kerja sama dengan DUDI, menyiapkan SDM, kurikullum, peraturan akademik, dan lain sebagainya.

Menurut Wikan, hasil survei sementara mengenai pengukuran minat dan kesiapan perguruan tinggi vokasi untuk upgrading D3 menjadi D4, tercatat sudah ada lebih dari 280 prodi D3 yang berminat dan siap. Bahkan, ada beberapa politeknik dan kampus vokasi universitas yang berminat untuk upgrade seratus persen prodi D3 menjadi sarjana terapan.

Di samping itu, Ditjen Diksi juga telah menyiapkan anggaran yang cukup besar di tahun 2021 untuk penguatan prodi yang fokus pada D4. “Akan ada program P3TV yang nanti akan kita fokuskan untuk penguatan D4. Bahkan, kita juga akan merilis program insentif bagi D3 yang melakukan upgrade ke D4,” ujar Wikan.

Adapun untuk program D4 lainnya, yaitu menikahkan D4 di Indonesia dengan kampus vokasi di Jerman, Taiwan, Jepang, atau dikombinasikan dengan S2 terapan fast track. Selain itu, Ditjen Diksi juga akan melakukan roadshow ke industri untuk mengenalkan D4. Dengan berbagai terobosan inilah diharapkan kampus-kampus yang mempertahankan D3 dapat melakukan upgrading ke D4 agar tidak tertinggal.

Sementara itu Benny Bandanadjaya selaku Direktur Perguruan Tinggi Vokasi dan Profesi berharap, dengan adanya bantuan untuk mendukung program D3 menjadi D4, maka akan ada sebuah perubahan yang cukup bagus untuk pendidikan tinggi vokasi di Indonesia. “Kita juga sedang berkolaborasi dengan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), yakni seluruh prodi D4 itu akan digabung ke dalam jalur SBMPTN dan SNMPTN. Ini adalah salah satu bentuk sosialisasi sehingga masyarakat dapat memilih, sekaligus menunjukkan kalau memang D4 dengan S1 itu setara. Pendaftaran tersebut sudah dapat dilakukan pada 2021,” terangnya. (Diksi/RA/AP/KR)

Apakah Anda sedang bingung memilih jenjang pendidikan tinggi yang sesuai dengan minat dan bakat Anda? Apakah Anda ingin tahu apa saja perbedaan antara program diploma (D3 dan D4) dan program sarjana (S1)? Jika ya, maka artikel ini adalah untuk Anda.

Di artikel ini, kita akan membahas secara lengkap dan mendalam tentang perbedaan D3, D4, dan S1 dalam konteks pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan lebih memahami perbedaan dan apa saja manfaatnya dari masing-masing program, Anda akan mampu membuat keputusan tepat yang tentunya sesuai dengan tujuan dan preferensi Anda.

Anda mungkin ingin melihat